Mengapa mahasiswa jadi ancaman, hal ini karena gerakan mahasiswa memiliki 2 modal yaitu kritis dan berani. Kritis ini pasti harus dibarengi dengan pengetahuan dan kecerdasan. sedangkan keberanian untuk mengatakan kondisi yang sebenarnya karena mahasiswa tidak memiliki motif apapun. Sehingga mahasiswa memiliki keberanian melawan penguasa.
Selama menjadi mahasiswa dan aktif di organisasi mahasiswa sering kali isu ini berembus. salah satu pengalaman di kampus gerakan intel ini biasanya aktif saat mahasiswa melakukan kaderisasi ataupun menjelang adanya aksi besar baik mengkritisi pemerintah ataupun saat terjadinya kenaikan bbm.
Saat di kampus salah satu yang jadi fokus yaitu aktivitas himpunan. himpunan jadi fokus karena himpunan merupakan tulang punggu kaderisasi kemahasiwaan. Apalagi himpunan saya waktu itu yang berada di timur jauh yang dikenal memiliki militansi yang tinggi.
Salah satu orang yang dicurigai sebagi intel yaitu pedagang somay yang sering masuk ke kampus. Kenapa pedagang ini dicurigai karena pedagang siomay ini selalu hadir di rapat maupun forum yang diadakan himpunan. Sebernarnya pedagang masuk dan berjualan ini wajar karena saat ada rapat besar biasanya banyak anggota yang hadir.
Tetapi yang mengherankan selain selalu hadir di setiap rapat. Pedagang siomay ini bahkan hadir saat perumusan suatu kegiatan yang biasanaya hanya dihadiri beberapa anggota yang menjadi ketua dari divisi kegiatan. apalagi biasanya rapat ini diadakan di malam hari sampai dini hari. Terlebih lagi barang yang dijajakan saat malam masih penuh bukankah kalo sudah berjualan sejak siang pasti saat malam sudah habis.Secara logika berapa keuntungan saat berdagang di tempat 3-5 orang yang sedang rapat. Padahal kita pikir buat apa berjualan di tengah malam dengan hanya ada 3-5 orang. Bukankah lebih untung jika berjualan di pagi/siang hari saat mahasiswa banyak di kampus. Sayangnya keanehan ini tidak pernah terjawab sampai saat ini.
Salah satu yang menjadi kecurigaan sang pedagang ini sangat serius dan memperhatikan jalannya rapat. Berbeda dengan anggota yang bisanaya malah acuh dan tidak datang saat rapat. Bahkan mungkin kehadiran pedagang siomay ini lebih sering dibandingkan para anggota lain. Sampai beberapa teman bercanda ingin mengangkat pedagang ini jadi anggota luar biasa melihat keaktifannya.
Selain di timur jauh beberapa bagian himpunan lain juga memiliki cerita yang hampir sama. Lalu benarkah isu intel di kampus masih ada sampai sekarang?